SLOT GACOR SLOT GACOR
Perluas Wawasan, Guru MTsN 8 Sleman Ikuti Webinar Pendidikan Khas Ke-Jogja-an – MTs Negeri 8 Sleman – Official Website
School Info
Saturday, 27 Jul 2024
  • Selamat datang peserta didik baru MTs Negeri 8 Sleman dalam kegiatan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) Tahun 2024
  • Selamat datang peserta didik baru MTs Negeri 8 Sleman dalam kegiatan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) Tahun 2024
27 January 2023

Perluas Wawasan, Guru MTsN 8 Sleman Ikuti Webinar Pendidikan Khas Ke-Jogja-an

Fri, 27 January 2023 Read 14x Humas / Kurikulum

Sleman (MTsN 8 Sleman) – Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY menyelenggarakan webinar seri 1 dengan tema “Pendidikan Khas Ke-Jogja-an di Era Globalisasi dan Revolusi Industri 4.0”.

Menghadirkan narasumber Ketua Dewan Pendidikan DIY Prof. Sutrisna Wibowo, M.Pd., Kepala Disdikpora DIY Dr. Didik Wardaya, S.E., M.Pd., serta Drs. Rubiyatno, M.M., kegiatan webinar dilaksanankan secara daring melalui Zoom Meet dan kanal Youtube Jogjabelajar, Rabu (25/01/2023).

Dalam sambutannya, Didik Wardaya mengatakan melalui PERDA Prov. DIY No. 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya disebutkan pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkaya dengan keunggulan komparatif dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner, peka terhadap lingkungan dan keberagaman budaya, serta tanggap terhadap perkembangan dunia.

“Sejalan dengan perubahan yang dialami Indonesia dan dunia internasional, banyak faktor lain yang mempengaruhi perkembangan Yogyakarta, pemerintah DIY bertekad menjadikan Yogyakarta sebagai pusat pendidikan terkemuka tak hanya di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara pada tahun 2025,” ujar Didik.

Sementara itu dalam pemaparannya, Prof. Sutrisna mengemukakan pemahaman atas falsafah Hamemayu Hayuning Bawana, Golong Gilig, Sawiji, Greget, sengguh ora mingkuh perlu dilakukan dalam pendidikan. Pemahaman falsafah di atas diperlukan sebagai suatu bagian dari proses penguatan jatidiri dan pembentukan watak/karakter manusia berbudaya yang mampu mengembangkan kebudayaannya dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang, serta mampu menjadi pelecut pengembangan budaya lain di Indonesia dan di dunia.

“Hal ini penting karena Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusat pendidikan, pusat budaya, dan tujuan wisata bertaraf dunia yang mampu menjadi candradimuka bagi masyarakatnya dan masyarakat yang hadir di Yogyakarta,” tandas Prof. Sutrisna.

Lebih lanjut dirinya menyebutkan penerapan nilai-nilai luhur budaya merupakan suatu upaya dalam rangka mewujudkan lingkungan pendidikan binaan yang harmoni dan sustainable melalui pemanfaatan pengetahuan lokal (indigenous knowledge), pendekatan konstekstual serta pendekatan partisipatif.

Dirinya mencontohkan pendidikan khas ke-Jogja-an dapat melalui tata nilai budaya yang bersumber dari gagasan, aktivitas, dan artefak seperti tata krama, unggah – ungguh, seni sastra, seni tari, seni karawitan, seni kriya dan seni batik.(imm)

This article have

0 Comment

Leave a Comment

 

https://idea.gov.bd/qris/ https://e-office.inka.co.id/gacor/