Sleman (MTsN 8 Sleman) โ Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalitas kerja, tiga guru Bahasa Inggris MTsN 8 Sleman, yaitu Dra. Hj. Siti Nursafangatun, Andriyani Dwi Puspitahadi, S.Pd., dan Ike Dewi Wijayanti, S.S., mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris pada Senin (6/10/2025) di MTsN 2 Sleman. Kegiatan ini diikuti oleh guru Bahasa Inggris MTs Negeri dan MTs Swasta Kabupaten Sleman. mengusung tema โImplementasi Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)โ, dengan fokus utama pada strategi penerapan pembelajaran Bahasa Inggris yang bermakna, reflektif, dan berorientasi pada profil pelajar Pancasila.
Sesi utama disampaikan oleh Nurhapsari Astriningsih, M.Pd., Guru SMPN 2 Kalasan, yang membawakan materi bertajuk โMaking English Learning Outcomes Meaningful: Phase D, CEFR, and Deep Learning.โ Dalam pemaparannya, Nurhapsari menjelaskan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris yang mendalam menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam memahami makna teks, mengaitkan pengalaman pribadi, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif.

Ia juga memperkenalkan konsep Common European Framework of Reference (CEFR) sebagai acuan global pembelajaran bahasa, di mana capaian peserta didik setingkat SMP/MTs diharapkan mencapai level A2 di, yaitu mampu berinteraksi dan mengemukakan gagasan dalam berbagai konteks sederhana. โPembelajaran mendalam bukan sekadar memahami struktur bahasa, tetapi menumbuhkan kesadaran makna, nilai, dan tujuan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari,โ jelas Astri.
Pendekatan genre-based pedagogy juga menjadi sorotan penting. Guru diajak merancang pembelajaran berbasis teks dengan empat tahap: Building Knowledge of the Field (BKoF), Modelling of the Text (MoT), Joint Construction of the Text (JCoT), dan Independent Construction of the Text (ICoT). Melalui tahapan ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berbahasa secara utuhโreseptif maupun produktifโdalam konteks budaya yang autentik.
Guru MTsN 8 Sleman, Andriyani Dwi Puspitahadi, S.Pd., mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak inspirasi untuk memperkaya strategi pengajaran di kelas. โMaterinya membuka wawasan kami bahwa pembelajaran mendalam dapat membuat siswa lebih memahami makna di balik teks, bukan hanya sekadar menjawab soal. Ini sejalan dengan semangat student-centered learning di madrasah,โ tutur Andriyani.
Sementara itu, Dra. Hj. Siti Nursafangatun menambahkan bahwa MGMP juga menjadi wadah refleksi bagi guru untuk terus berinovasi. โMelalui MGMP, kami bisa saling berbagi praktik baik dan memperkuat kolaborasi agar pembelajaran Bahasa Inggris lebih kontekstual dan menyenangkan,โ ujarnya.
Kegiatan MGMP Bahasa Inggris Sleman ini menjadi momentum penting dalam mendukung penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) di madrasah, yang tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter, kolaborasi, dan kemampuan komunikasi global siswa.
Dengan mengikuti kegiatan ini, para guru MTsN 8 Sleman terus berkomitmen menghadirkan pembelajaran Bahasa Inggris yang bermakna dan relevan, sejalan dengan visi madrasah sebagai lembaga yang mandiri, berprestasi, dan berkarakter. (idw)
Tinggalkan Komentar