Usai Ikuti Pelatihan Penguatan Kompetensi, Kepala MTsN 8 Sleman Siap Laksanakan Perubahan

Sleman (MTsN 8 Sleman) –  Guna meningkatkan kompetensi kepala madrasah, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Pelatihan dan Penguatan Kompetensi Kepala Madrasah Angkatan I yang diikuti 38 Kepala Madrasah dari tiga provinsi yaitu DKI Jakarta 7 peserta, D.I. Yogyakarta 17 peserta dan Provinsi Banten 11 peserta.

Dalam surat bernomor 2792/Kw.12.1/3/KP.01.1/09/2020 itu 17 kepala madrasah di lingkungan Kanwil Kemenag D.I. Yogyakarta yang ditugaskan untuk mengikuti pelatihan, diantaranya Kepala MTsN 8 Sleman, Jazim Kholis, S.Ag.

Agenda pelatihan penguatan kompetensi itu sendiri dilaksanakan pada 16-21 September 2020 yang bertempat di Hotel Novena di kawasan Lembang, Bandung, Jawa Barat. Dengan fokus tujuan kegiatan yaitu upgrading kapasitas Kepala Madrasah sebagai antisipasi regulasi sertifikasi Kepala Madrasah.

Saat dikonfirmasi via telepon, Rabu, (23/09/2020) usai mengikuti pelatihan, Jazim mengungkapkan banyak sekali ilmu yang diperoleh selama mengikuti pelatihan.

“Materi yang diberikan pada pelatihan ini diantaranya adalah orientasi program, Pengembangan RKAM (Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah), Supervisi guru dan tenaga kependidikan, Kurikulum dan Pengembangan Sekolah Berdasarkan Delapan Standar Nasional Pendidikan,” ungkap Jazim.

Pelatihan itu sendiri menggunakan sistem In-On-In yang terdiri dari tiga tahap, yaitu In The Job Training 16-21 September 2020 yang baru saja selesai, kemudian dilanjut dengan On The Job Training selama tiga pekan di madrasah masing – masing untuk melaksanakan tugas – tugas diklat. Dan tahap terakhir In The Job Training dengan fokus utama mempresentasikan tugas pelatihan yang akan dilaksanakan 19-20 Oktober 2020.

“Saya berharap setelah mengikuti kegiatan ini bisa  membawa perubahan manajemen pendidikan ke arah yang lebih baik di MTsN 8 Sleman, sesuai dengan standar-standar pendidikan,” tambahnya.

Dan sesuai dengan standar protokol kesehatan, usai menjalani diklat semua peserta setelah tiba di Yogyakarta langsung menjalani rapid test di rumah sakit.

“Alhamdulillah, hasil semua rapid test peserta diklat Non Reaktif, sesuai harapan kami semua. Karena selama di Bandung kami memang betul-betul menjaga diri agar tetap sehat dengan menjalankan semaksimal mungkin protokol kesehatan,” pungkas Jazim mengakhiri pembicaraan. (imm)