Sleman (MTSN 8 Sleman) Sebelum siswa siswi memasuki libur lebaran, Tim sunur MTSN 8 Sleman membekali siswa untuk melestarikan budaya sunur, yaitu sungkeman dan janur pada hari Selasa(18/4/2023). Bapak Agus Sholeh, S.Ag selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 8 Sleman berharap anak dapat mempraktikanya dirumah. “Semoga anak – anak bisa belajar dan memperoleh pengalaman dari sunur, tutup Pak Agus

Sungkem atau ujung merupakan salah satu tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri sebagai wujud silaturahim, permintaan maaf dan bakti kepada orang yang lebih tua. Tradisi sungkeman dapat dilakukan secara personal maupun perwakilan. Sungkeman secara personal biasanya dilakukan kepada orang tua kandung, namun jika sungkeman dilakukan kepada kerabat atau keluarga non inti seperti kepada keluarga paman, Sungkem kepada guru, dan sahabat dapat dilakukan secara perwakilan 1 orang saja yang berbicara.

Ketupat dalam bahasa jawa biasa disebut kupat, dalam salah satu website, disebutkan bahwa adanya tradisi makan Ketupat di luar (setelah) hari Lebaran, yang biasanya dinamakan dengan hari Raya Ketupat, disebut sebagai tradisi Kupat Luar. Kupat ini berasal dari kata Pat atau Lepat (kesalahan) dan “Luar” yang berarti di luar, atau terbebas atau terlepas, dengan harapan bahwa orang yang memakan Ketupat akan kembali diingatkan bahwa mereka sudah terlepas dan terbebas dari kesalahan, sehingga masyarakat diharapkan akan saling memaafkan dan saling melebur dosa dengan simbolisasi tradisi kupat luar. (Humas)