Sentuhan Artistik dalam Pemotretan Yearbook MTsN 8 Sleman: Arahan Gaya Jadi Kunci di Candi Prambanan

Sleman( MTs N 8 Sleman) Tak sekadar berpose, pemotretan yearbook MTsN 8 Sleman yang digelar di Candi Prambanan, Jumat, 16 Mei 2025 menunjukkan sisi artistik dan penuh makna. Di bawah bimbingan wali kelas serta fotografer profesional, para siswa kelas IX tidak hanya diajak bergaya untuk foto semata, tetapi juga memahami pentingnya komposisi visual, proporsi, dan keseimbangan dalam menghasilkan dokumentasi yang estetik dan berkesan.

Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian dokumentasi akhir tahun, yang menggabungkan keindahan arsitektur warisan budaya dengan pendekatan visual modern. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah pengarahan gaya (pose direction) yang dilakukan secara serius namun tetap menyenangkan.

Salah satu wali kelas IX, Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd., menegaskan bahwa dalam sesi pemotretan ini, siswa tidak hanya diarahkan untuk tampil baik di depan kamera, tetapi juga diajak untuk memahami prinsip dasar estetika visual.

“Kami ingin setiap foto tidak hanya terlihat bagus, tapi juga memiliki nilai seni. Komposisi, proporsi, dan keseimbangan adalah prinsip penting dalam fotografi. Anak-anak kami beri arahan agar mereka bisa tampil natural tapi tetap memperhatikan posisi tubuh, arah cahaya, dan keselarasan dengan latar Candi Prambanan,” jelas Rochmad Rapih Raharjo.

Candi Prambanan sebagai latar pemotretan memberikan tantangan sekaligus peluang tersendiri dalam pengaturan gaya. Struktur vertikal candi yang megah, relief-detail yang kompleks, serta pencahayaan alami yang berubah-ubah sepanjang hari, membuat arahan gaya menjadi elemen kunci agar hasil foto benar-benar maksimal.

Keseimbangan antara elemen latar (candi), pencahayaan, dan ekspresi wajah siswa menjadi perhatian utama. Tak sedikit siswa yang harus mengambil ulang pose untuk mencapai hasil yang ideal. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka. Justru, mereka merasa lebih terlibat dan paham bahwa fotografi adalah gabungan antara seni dan teknik.

Rapih juga menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, siswa diharapkan semakin sadar bahwa segala sesuatu, termasuk dokumentasi sederhana seperti yearbook, memerlukan proses, perencanaan, dan kreativitas.

“Ini bagian dari pendidikan karakter juga. Mereka belajar kerja sama, disiplin, dan menghargai proses kreatif. Foto yang bagus itu bukan karena kamera mahal, tapi karena kekompakan dan kesadaran setiap orang di dalamnya,” imbuhnya.

Dengan kombinasi arahan gaya yang matang, latar budaya yang kuat, dan semangat siswa yang tinggi, sesi pemotretan ini dipastikan akan menghasilkan album tahunan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga penuh nilai dan makna.(r3)