Sleman (MTsN 8 Sleman) — Puncak peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-47 di MTs Negeri 8 Sleman menjadi panggung istimewa bagi para siswa untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus kecintaan terhadap budaya bangsa. Dalam momen yang penuh makna ini, para siswa tampil percaya diri memperagakan karya batik ciprat hasil kreasi mereka sendiri—buah dari proses belajar yang sarat ketekunan, semangat, dan imajinasi.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, H. Sidik Pramono, S.Ag., M.Si., yang hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi tinggi. “Ini adalah langkah luar biasa dalam menanamkan cinta budaya sejak dini. Saya bangga melihat madrasah menjadi pelopor pelestarian batik melalui pendidikan,” tuturnya.
Kepala MTsN 8 Sleman, Agus Sholeh, S.Ag., turut menyampaikan rasa bangganya. “Batik adalah identitas bangsa. Kami ingin siswa tidak hanya mengenalnya, tetapi juga mampu menciptakan dan memaknainya. Inilah bagian dari pendidikan karakter dan cinta tanah air yang kami tanamkan di madrasah,” ungkapnya.
Karya batik ciprat ini merupakan hasil pembelajaran batik yang dibimbing oleh dua guru kreatif, Bapak Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd. dan Ibu Anita Dwi Astuti, S.Pd. Melalui teknik ciprat yang unik dan ekspresif, para siswa menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk pola dan warna yang mencerminkan semangat berkarya sekaligus interpretasi budaya yang segar.
“Batik ciprat adalah bentuk seni yang memungkinkan siswa mengekspresikan diri secara bebas, namun tetap menghormati nilai-nilai budaya. Anak-anak belajar tentang kesabaran, konsistensi, dan makna dari setiap cipratan warna yang mereka hasilkan,” ujar Anita Dwi Astuti, S.Pd., selaku pembimbing.
Setiap motif dan pola dalam batik ciprat yang dipamerkan membawa cerita tersendiri—terinspirasi dari alam, nilai-nilai religi, hingga kehidupan sehari-hari di madrasah. Hasilnya, karya-karya ini tampil memukau dan membuktikan bahwa siswa MTsN 8 Sleman mampu menggabungkan kreativitas dengan pelestarian budaya lokal.
Penampilan batik ciprat ini menjadi bukti bahwa MTsN 8 Sleman tidak hanya unggul dalam aspek keagamaan dan akademik, tetapi juga aktif mengembangkan potensi seni dan budaya. Kegiatan ini memperkuat peran madrasah dalam melestarikan budaya Nusantara melalui jalur pendidikan.
Apresiasi tinggi diberikan kepada seluruh siswa dan pembimbing atas karya yang ditampilkan. Semangat berkarya ini diharapkan terus tumbuh dan menjadi bagian dari perjalanan panjang membentuk generasi muda yang kreatif, berbudaya, dan membanggakan. (idw)
Tinggalkan Komentar