Setiap regu mendapatkan tugas untuk mengolah buah sesuai undian. Peserta terlihat antusias memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyusun strategi, menyiapkan bahan, dan menghias hasil masakan mereka.
Pembina Pramuka MTsN 8 Sleman, Kak Hartini, menuturkan bahwa lomba ini dirancang untuk mengasah kreativitas siswa sekaligus mempererat kerja sama dalam tim. “Memasak bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang kolaborasi dan inovasi. Kegiatan ini diharapkan melatih peserta untuk berpikir kreatif dan bekerja sama dalam menyelesaikan tantangan,” jelasnya.
Tim juri yang terdiri dari Pembina Pramuka dan Dewan Penggalang menilai hasil masakan berdasarkan beberapa kriteria, yakni kreativitas dalam penyajian, cita rasa, kebersihan, serta kekompakan regu saat proses memasak.
Seorang juri, Kak Ryan, mengungkapkan kekagumannya terhadap hasil karya para peserta. “Setiap regu memiliki cara unik dalam mengolah buah. Dari sup buah yang segar hingga sate buah yang menarik, semua menunjukkan upaya luar biasa,” ujarnya.
Selain menjadi ajang kompetisi, lomba memasak ini juga menjadi momen kebersamaan bagi para peserta. Mereka saling mendukung dan berbagi pengalaman selama proses memasak. Salah satu peserta dari Regu Melati menyampaikan kegembiraannya. “Kami belajar banyak, dari memotong buah dengan benar hingga menghias makanan agar terlihat menarik. Ini pengalaman seru dan tak terlupakan,” katanya.
Pada akhir lomba, beberapa regu berhasil mencuri perhatian juri dengan hasil olahan mereka yang kreatif dan lezat. Sup buah dari salah satu regu mendapatkan apresiasi sebagai olahan dengan penampilan yang paling menarik, sementara rujak buah dari regu lainnya dipuji karena kesegaran dan keseimbangan rasanya.
Kegiatan lomba memasak ini menutup rangkaian pagi LT I dengan penuh keceriaan. MTsN 8 Sleman membuktikan bahwa belajar kepramukaan tidak hanya tentang teknik dan disiplin, tetapi juga tentang merayakan kreativitas dan kebersamaan. (idw)
Tinggalkan Komentar