Ketua DWP Kanwil Kemenag DIY Ajak Kolaborasi Batik Bersama MTsN 8 Sleman

Sleman (MTsN 8 Sleman) — Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Dr. Hj. Ening Herniti Ahmad Bahiej, memberikan apresiasi dan motivasi kepada para siswa dan guru MTsN 8 Sleman usai penampilan Fashion Show Batik Nyiprat dan pelaksanaan mini workshop batik dalam pertemuan rutin DWP Kanwil Kemenag DIY di Ballroom Anggada, Hotel Griya Persada Kaliurang, Sleman.

Dalam sambutannya, Ketua DWP menyampaikan kekagumannya terhadap karya dan talenta para siswa MTsN 8 Sleman yang dinilai berhasil menampilkan keunikan dan kekayaan budaya melalui Batik Nyiprat. “Batik Nyiprat ini luar biasa unik. Tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki nilai kreativitas tinggi yang perlu terus dikembangkan,” ungkap beliau dengan penuh semangat.

Beliau juga berharap agar MTsN 8 Sleman dapat terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya batik yang tidak hanya dinikmati dalam lingkup pendidikan, tetapi juga dapat dikonsumsi secara luas oleh masyarakat. “Saya berharap karya-karya batik dari MTsN 8 Sleman bisa menjadi produk unggulan yang bisa dipakai dalam berbagai acara, termasuk yang bersifat formal,” tambahnya.

Selain memberikan apresiasi, Ketua DWP juga menyampaikan keinginan untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan MTsN 8 Sleman, khususnya dalam pengembangan keterampilan membatik. “Saya sangat tertarik untuk membuka kelas batik yang lebih intensif bagi anggota DWP Kanwil DIY. Kita ingin terus belajar dari sekolah-sekolah kreatif seperti MTsN 8 Sleman,” ujarnya.

Kepala MTsN 8 Sleman, Agus Sholeh, S.Ag., menyambut baik apresiasi dan rencana kerja sama tersebut. Ia menyampaikan bahwa Batik Nyiprat merupakan salah satu produk unggulan sekolah yang terus dikembangkan melalui pembinaan intensif oleh guru-guru seni budaya. “Kami sangat bersyukur dan bangga mendapatkan perhatian serta dukungan dari DWP Kanwil Kemenag DIY. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berkarya,” tuturnya.

“Kami ingin memperkenalkan proses batik yang sederhana tapi tetap artistik dan menyenangkan. Teknik nyiprat ini mudah diadaptasi oleh siapa saja dan tetap menghasilkan motif yang menarik,” ujar Rochmad Rapih Raharjo, guru seni budaya sekaligus pembimbing batik nyiprat di MTsN 8 Sleman.

Senada dengan itu, Anita Dwi Astuti menyampaikan bahwa keterlibatan langsung dari peserta memberikan semangat tersendiri. “Kami sangat senang bisa berbagi dan melihat antusiasme peserta. Semoga ini jadi awal kolaborasi yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan apresiasi dan harapan yang diberikan oleh Ketua DWP, MTsN 8 Sleman semakin termotivasi untuk terus menggali potensi siswa dalam bidang seni dan budaya, serta memperluas jejaring kerja sama demi pengembangan pendidikan berbasis keterampilan dan kearifan lokal. (idw)