Bulan Batik, MTsN 8 Sleman Hasilkan 250 Kain Batik Ciprat

Sleman (MTsN 8 Sleman) – Momentum bulan Batik pada bulan Oktober terus digelorakan MTsN 8 Sleman. Sebagai madrasah keterampilan batik sebagai unggulannya, madrasah yang terletak di daerah Pelemsari Prambanan ini memanfaatkan bulan batik dengan menghasilkan kreasi batik Ciprat.

Dengan dibimbing guru Batik, Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd. serta Anita Dwi Astuti, S.Pd. seluruh siswa kelas 9 serta guru pegawai tampak antusias dan bersemangat menghasilkan kreasi cipratan di bentangan kain masing – masing. Dalam kegiatan tersebut rencananya total menghasilkan 250 kain batik.

Rapih menjelaskan proses karya seni batik Ciprat khas MTsN 8 Sleman tersebut memiliki proses yang unik, dimana cara pembuatan batik ini dilakukan dengan dengan menciprat – cipratkan larutan malam untuk melukis pola batik. Selain itu, seperti batik pada umumnya, proses pembuatan batik Ciprat juga menggunakan remasol, pewarna serta waterglass.

“Untuk menghasilkan kain dengan ukuran 1,5 x 2,25 meter, paling tidak membutuhkan waktu tiga hari, hal ini karena dilakukan di sela – sela kegiatan bapak ibu mengajar,” ujar Rapih.

Sementara itu guru Batik lainnya, Anita mengatakan, untuk hasil batik Ciprat guru pegawai akan digunakan untuk seragam khas madrasah yang dipakai setiap hari Kamis, sedangkan hasil batik siswa dengan ukuran lebih kecil dapat digunakan sebagai alas meja atau lemari, selendang maupun hiasan kerajinan tangan lainnya.

Kepala MTsN 8 Sleman Jazim Kholis, S.Ag. mengaku bangga dengan adanya keterampilan khusus batik di madrasah yang dipimpinnya. Ditambahkannya, Jazim pun mengapresiasi antusias siswa serta guru pegawai dalam belajar serta menghasilkan batik Ciprat.

“Batik Ciprat sudah menjadi “identitas” MTsN 8 Sleman, dan telah masuk menjadi mata pelajaran intra di seluruh jenjang kelas, harapannya seluruh warga madrasah mempunyai bekal keterampilan yang berkualitas,” tandas Jazim.

“Selain itu dengan keterampilan batik Ciprat yang ada dimadrasah, semoga dapat menjadi inspirasi serta dikembangkan lebih baik lagi oleh para siswa maupun guru pegawai,” tambahnya.(imm)