Sleman (MTsN 8 Sleman) – Morissa Rendy, siswa kelas VIII B MTsN 8 Sleman, mewakili madrasah dalam Lomba Pidato Bahasa Jawa Putri yang digelar dalam rangkaian Pekan Kompetisi Madrasah Jenjang MTs se-Kabupaten Sleman 2024. Lomba ini berlangsung pada Rabu (06/11/2024) di MTsN 3 Sleman, menjadi salah satu momen penting untuk melestarikan bahasa dan budaya Jawa di kalangan generasi muda.
Di bawah bimbingan guru Evi Septyandari, S.Pd., dan Neshi Rasyida Aisyah, S.Pd., Morissa telah berlatih keras selama beberapa minggu terakhir demi mempersiapkan pidato terbaiknya. Dalam pidato yang disampaikan, Morissa menggunakan Bahasa Jawa Krama Inggil, yang sarat akan keindahan bahasa serta adab kesopanan khas budaya Jawa. Isi pidatonya berfokus pada nasihat-nasihat untuk mengikuti akhlak dan sifat mulia Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan umat Islam, yang membawa kebaikan bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Evi Septyandari, S.Pd, salah satu pembimbingnya, menyampaikan rasa bangganya atas dedikasi dan semangat Morissa. “Morissa telah berusaha keras, dan pidatonya mengandung pesan yang sangat bermakna. Kami berharap pengalaman ini bisa menambah kepercayaan diri Morissa untuk terus berkarya dalam melestarikan budaya Jawa di masa depan,” ujar Evi.
Dengan penuh penghayatan, Morissa juga mengajak para pendengar untuk memperbanyak bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada beliau. Pidato ini disampaikan dengan gaya tutur yang lembut dan berwibawa, memikat perhatian para juri dan audiens yang hadir. “Saya ingin menyampaikan pesan agar kita semua bisa meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti akhlak beliau, kita bisa mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat,” ujar Morissa dengan penuh semangat. “Pidato ini juga mengajak kita untuk selalu bersholawat kepada Nabi, agar hati kita lebih tenang dan diberi keberkahan dalam setiap langkah,” tambahnya.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal, Morissa tampil mengenakan pakaian Adat Gagrak Ngayogyakarta, yang terdiri dari kebaya lurik dan jarik khas Yogyakarta. Penampilannya tak hanya merepresentasikan keindahan budaya, tetapi juga menambah kesan mendalam pada pesan pidatonya.
Melalui partisipasi di ajang seperti ini, MTsN 8 Sleman tidak hanya mendorong prestasi siswa di bidang akademik, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal. Dengan harapan, siswa-siswa MTsN 8 Sleman dapat terus menjadi generasi penerus yang membanggakan dan menjaga warisan budaya di tengah perkembangan zaman. (idw)
Tinggalkan Komentar